Detail Berita


  • 04 Mar 2024
  • Artikel

Edisi Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran 2024

Fakta Kesehatan Telinga dan Pendengaran

Telinga adalah salah satu dari panca indra. Banyak orang yang tidak tahu cara menjaga kesehatan telinga dengan benar. Padahal, jika kesehatan dan kebersihan telinga tidak dijaga dengan baik, dapat terjadi gangguan pada pendengaran dan keseimbangan.

Merawat kebersihan dan kesehatan telinga penting dilakukan untuk mencegah berbagai masalah pada telinga, seperti infeksi telinga, telinga berdenging, hingga gangguan pendengaran, atau bahkan tuli mendadak.

Tak hanya mengganggu pendengaran, masalah pada telinga juga bisa mengganggu keseimbangan tubuh yang muncul berupa vertigo. Oleh karena itu, Anda perlu menjaga kesehatan telinga dengan baik agar organ pendengaran dan keseimbangan ini tetap berfungsi dengan baik.

Gangguan pendengaran merupakan kondisi di mana terjadi gangguan dalam proses pendengaran normal. Hal ini mengacu pada segala jenis gangguan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mendengar dengan jelas atau bahkan tidak dapat mendengar sama sekali. 

Pendengaran normal terjadi ketika gelombang suara ditangkap oleh telinga luar, kemudian melalui telinga tengah, dan akhirnya mencapai telinga dalam. Di dalam telinga dalam, struktur koklea berperan dalam mengubah rangsang suara menjadi sinyal yang dapat diteruskan melalui saraf pendengaran ke pusat pendengaran di otak. 

Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kelainan pada telinga luar, telinga tengah, atau telinga dalam, serta kerusakan pada saraf pendengaran.

Penyebab

Ada beberapa penyebab gangguan pendengaran yang mungkin terjadi, yaitu:

Sensorineural: Terjadi akibat gangguan sensori atau saraf pada telinga bagian dalam. Hal ini dapat dipicu paparan suara keras, proses penuaan, obat-obatan yang merusak telinga (ototoksik), penyakit tertentu (misalnya meningitis), faktor genetik, trauma kepala, dan kelainan struktur pada telinga dalam.

Konduktif: Terjadi karena adanya suatu hambatan yang mengganggu penghantaran suara (konduksi) dari telinga luar melalui telinga tengah hingga sampai telinga dalam. Kondisi ini dapat dipicu oleh penumpukan kotoran telinga, infeksi telinga, kerusakan gendang telinga, adanya benda asing dalam telinga, kelainan bentuk telinga, trauma pada telinga, dan sebab lainnya.

Campuran: Disebabkan oleh campuran antara gangguan sensorineural dan konduktif.

Gejala

Gejala gangguan pendengaran dapat timbul pada salah satu atau kedua telinga. Tingkat keparahannya pun bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala yang dapat dialami antara lain:

Kesulitan mendengar pembicaraan orang lain secara jelas, atau kesalahan mendengar. Hal ini terutama dapat dialami pada situasi ramai.

Sering meminta orang mengulang pembicaraan.

Mendengarkan musik atau TV lebih keras dari orang biasa.

Kesulitan mendengarkan saat menggunakan HP atau telepon.

Kesulitan mendengar jika orang berbicara tidak berhadapan (misalnya dari belakang Anda).

Diagnosis

Umumnya dokter akan mengumpulkan informasi seputar gejala yang dirasakan dan melakukan pemeriksaan fisik telinga. Tujuannya adalah untuk melihat liang telinga lebih seksama. 

Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan sederhana dengan garpu tala untuk membantu menentukan penyebab gangguan pendengaran. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah teknik audiometer, acoustic immittance, otoacoustic emissions (OAE), auditory brainstem response (ABR), dan beberapa cara lain.

Pengobatan

Pengobatan sangat tergantung dari penyebab gangguan pendengaran. Misalnya pada gangguan konduksi, pengobatan dapat dilakukan dengan mengeluarkan benda asing/kotoran telinga. 

Proses pengeluaran bisa dilakukan dengan pemberian antibiotik pada kasus infeksi telinga atau kadang-kadala diperlukan teknik bedah tertentu pada kasus yang lebih berat. 

Beberapa alat juga dapat membantu mengatasi masalah pendengaran, seperti penggunaan alat bantu dengar, implan koklea, auditory brainstem implant, dan teknik lainnya.

Pencegahan

Beberapa jenis gangguan pendengaran memang tidak dapat dicegah, misalnya karena perubahan atau kerusakan struktur telinga akibat faktor usia atau kondisi cacat telinga yang bawaan sejak lahir. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan pendengaran, seperti:

Hindari terus-menerus terpapar suara keras, seperti alat-alat listrik, pesawat terbang, senjata api, atau mendengarkan musik keras melalui earphone.

Jaga kebersihan telinga untuk mencegah infeksi telinga.

Hindari melakukan aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera atau trauma pada telinga, seperti tekanan kuat saat terbang dalam pesawat atau melakukan diving.

Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul akibat gangguan pendengaran adalah:

Kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, terutama dalam situasi berisik atau di lingkungan yang ramai.

Kesulitan belajar, terutama pada anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran.

Gangguan emosional dan sosial seperti isolasi, kesulitan dalam menjalin hubungan, dan masalah kepercayaan diri.

Pengaruh negatif terhadap kualitas hidup secara keseluruhan.

 

Melalui pemeriksaan secara rutin ke dokter, tanda atau gejala penyakit telinga dapat terdeteksi sejak dini dan tindakan penanganan bisa segera dilakukan.

Jika Anda menyayangi pendengaran Anda, jagalah senantiasa kesehatan telinga dengan baik melalui cara-cara di atas. Jika tidak terdapat keluhan pada telinga atau pendengaran, Anda dapat memeriksakan kesehatan telinga ke dokter THT setiap 3-5 tahun.

Namun jika terdapat keluhan pada telinga, seperti nyeri telinga, keluar cairan atau darah dari telinga, atau pendengaran mendadak terganggu, jangan tunda untuk segera memeriksakan diri ke dokter THT agar dapat segera diberikan pengobatan.

 

Sumber :

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id)

Gangguan Pendengaran (kemkes.go.id)

Kontak Kami

Senin - Sabtu ( 07.30 - 14.00 )
Jalan Bantarsari, Bungursari, Tasikmalaya, Jawa Barat
puskesmasbantar123@gmail.com
(0265) 312242